Selasa, 10 Desember 2013

Apa Peran Masyarakat Dalam Menghadapi Era Komunitas ASEAN 2015?

Komunitas ASEAN 2015
Komunitas ASEAN 2015

ASEAN Community 2015 dalam bahasa Indonesia bisa disebut dengan istilah Komunitas ASEAN 2015. Kita sudah biasa mendengar istilah ASEAN yaitu organisasi bangsa-bangsa Asia Tenggara yang beranggotakan 10 negara yaitu : Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Sedangkan untuk Timor Leste masih dalam proses menjadi anggota. Lalu apa kaitannya ASEAN dengan istilah ASEAN Community 2015?
Para pemimpin negara-negara ASEAN telah sepakat dibentuknya kerjasama organisasi yang lebih solid dan maju. Nah pada tahun 2015 nanti ASEAN yang sekarang ini akan berintegrasi memasuki era baru yaitu era ASEAN Community 2015 yang lebih solid dan maju yang bercita-cita mensejahterakan rakyat dan menjaga stabilitas keamanan di kawasan Asia Tenggara. ASEAN Community 2015 sendiri terbagi dalam tiga pilar utama yaitu : 
  • 1. ASEAN Political-Security Community (Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN)
Tujuan dibentuknya komunitas ini adalah bertujuan untuk mendorong dan mempercepat terbentuknya kerjasama dalam bidang politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara dan menciptakan kedamaian dan stabilitas keamanan di kawasan negara ASEAN.
  • 2. ASEAN Economic Community (Komunitas Ekonomi ASEAN)
Tujuan dibentuknya komunitas ini adalah tidak lain untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN. Membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat.
  • 3. ASEAN Socio-Culture Community (Komunitas Sosial Budaya ASEAN)
Sedangkan tujuan dibentuknya komunitas ini adalah untuk memajukan dan mensejahterakan antar negara ASEAN dalam bidang sosial, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesehatan, dan masalah seputar sosial budaya.
Dengan terbentuknya ketiga pilar tersebut, diharapkan ASEAN Community 2015 akan benar-benar bisa terwujud.

Apa Peran Masyarakat Untuk Menghadapi ASEAN Community 2015?

ASEAN Community 2015
ASEAN Community 2015
Dibentuknya ASEAN Community 2015 tidak lain adalah untuk mensejahterakan masyarakat di seluruh Asia Tenggara. Dari rakyat dan untuk rakyat ASEAN. Dan tentu saja cita-cita mulia ASEAN Community 2015 akan bisa terwujud manakala semua masyarakat ASEAN ikut mendukung lahirnya komunitas ini.
Bagaimana peran masyarakat seharusnya dalam menyikapi hal ini? mari kita bedah sama-sama.
Dalam hal ASEAN Political-Security Community (Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN) misalnya. Selain pemerintah dan pihak yang terkait yang telah turut aktif menjaga perdamaian dan keamanan, masyarakat juga harus aktif di dalamnya. Peran masyarakat cukup penting dalam hal ini bisa dilakukan dengan cara turut aktif menjaga keamanan dan kenyamanan disikitar lingkungan masing-masing. Tidak membuat onar, atau bertindak provokasi yang bisa menimbulkan masalah keamanan. Melaporkan kepada pihak yang berwajib jika melihat ada hal yang mencurigakan di sekitar lingkungan yang berpotensi mengganggu keamanan.
Selanjutnya dalam hal ASEAN Economic Community (Komunitas Ekonomi ASEAN). Mungkin disinilah yang banyak dicemaskan oleh masyarakat khususnya para pelaku usaha. Dalam bidang ini nantinya ada kawasan pasar bebas ASEAN, mungkin yang dicemaskan adalah jika nanti kalah bersaing dengan produk luar negeri. Sebenarnya para pelaku usaha tidak usah terlalu cemas. Di era ini selain ada persaingan namun juga ada peluang pasar yang lebih luas. Meningkatkan mutu dan juga kualitas produk menjadi hal yang pokok dalam menghadapi AEC 2015. Dengan produk yang berkualitas maka produk bisa bersaing karena diminati konsumen. Peran masyarakat disini bisa dilakukan dengan cara cinta produk buatan dalam negeri. Dengan cinta produk buatan dalam negeri maka masyarakat ikut membantu kelangsungan para pelaku usaha lokal.

Memperkenalkan produk melalui internet juga menjadi solusi dalam memasarkan produk lokal. Kita bisa menggunakan website, blog, maupun situs jual beli, dan sosial media untuk mempromosikan produk-produk lokal ke mancanegara. Sebenarnya produk lokal di sekitar kita banyak sekali yang mempunyai kualitas dan mutu yang tidak kalah dengan produk luar negeri, hanya karena kurang dikenal maka masih sedikit peminat. Walaupun anda bukan pelaku usaha, namun anda bisa ikut membantu memperkenalkan potensi produk-produk yang ada di sekitar anda melalui internet.

Sedangkan dalam bidang ASEAN Socio-Culture Community (Komunitas Sosial Budaya ASEAN) peran masyarakat yang bisa dilakukan adalah bisa dengan cara menanamkan jati diri kepada masing-masing individu bahwa kita semua adalah bagian dari masyarakat ASEAN yang mempunyai satu visi, satu identitas, dan satu komunitas yaitu Komunitas ASEAN. Jadi siapapun kita, dan apapun bahasa kita entah itu Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, kita adalah satu komunitas yaitu Komunitas ASEAN yang beretika, cerdas dan beradab.

Apa Peran Blogger Dan Pelaku Sosial Media Dalam Menyongsong ASEAN Community 2015?

Blogger (Penulis Blog)
Blogger
Blogger (Penulis Blog) dalam hal ini saya sebagai penulis adalah seorang blogger. Penulis juga mempunyai tanggung jawab dan peran penting dalam mensukseskan dan mengawal terbentuknya ASEAN Communty 2015 ini. Para blogger juga mempunyai wadah komunitas yaitu Komunitas Blogger ASEAN ( ASEAN Blogger Community). Peran blogger disini sangat penting khususnya dalam mensosialisasikan ASEAN Community 2015 kepada masyarakat luas. Walau pemerintah telah giat dalam mensosialisasikan ASEAN Community 2015 namun masih banyak masyarakat yang masih belum paham, bahkan mendengar istilah "Komunitas ASEAN 2015" saja baru hari ini. Itulah disini peran blogger sangat penting, selain menjadi bagian dari masyarakat ASEAN, para blogger juga bisa turut aktif mensosialisasikan program ini.
Apa hanya sebatas sosialisasi ASEAN Community 2015 saja yang bisa dilakukan blogger? tentu saja tidak. Disini blogger bisa memperkenalkan potensi-potensi lokal disekitar kepada publik. Coba tengok apa sih yang ada disekitar kita?
Tempat wisata apa saja yang ada disekitar kita?
Produk-produk apa saja yang ada disekitar kita?
Kesenian dan budaya apa saja yang ada di sekitar kita?
Apa saja jenis masakan atau kuliner di sekitar kita? dan sebagainya.
Dengan menulis dan mereview tempat-tempat wisata yang ada disekitar kita, maka kita sebenarnya telah aktif dalam memperkenalkan wisata ke mancanegara. Dengan begitu akan ada minat wisatawan baik lokal maupun luar negeri untuk berkunjung. Hal lain juga tak ada bedanya, kita bisa menulis dan mereview tentang produk-produk, kesenian, kuliner, dan sebagainya yang ada di sekitar kita di sebuah blog. Apalagi jika tulisan kita menggunakan bahasa Inggris, maka hal itu akan lebih bagus lagi.
Kita juga bisa menggunakan sarana Sosial Media seperti Facebook, Twitter, dan sebagainya untuk berinteraksi, menjalin komunikasi dengan siapa saja.
Sekarang tahun 2013, kita hanya tinggal menghitung waktu, mari kita menjalin kerjasama, mulai bekerja, dan memberi tahu hal ini kepada siapa saja. ASEAN Communty 2015 oleh rakyat dan untuk rakyat ASEAN.

Pusat Studi ASEAN untuk menyongsong ASEAN Community 2015

Pusat Studi ASEAN Punya Peran Penting Songsong ASEAN Community 2015

[Unpad.ac.id, 30/10/2013] Unpad melalui Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Bidang Pendidikan, Penelitian/Pengkajian Ilmiah dan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementrian Luar Negeri RI, Rabu (30/10) di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor. Penandatanganan ini terkait dengan pendirian Pusat Studi ASEAN di Unpad.
Dekan FISIP Unpad, Prof. Dr. H. Asep Kartiwa, S.H., M.S., (kiri) dengan Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu RI, Duta Besar I Gusti Agung Wesaka Puja usai penandatanganan MoU Bidang Pendidikan, Penelitian/Pengkajian Ilmiah dan Pengabdian Kepada Masyarakat (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Penandatanganan dilakukan antara Dekan FISIP Unpad, Prof. Dr. H. Asep Kartiwa, S.H., M.S., dengan Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu RI, Duta Besar I Gusti Agung Wesaka Puja. Menurut I Gusti, Pusat Studi ASEAN di Unpad ini merupakan pusat studi pertama yang didirikan di Jawa Barat dalam rangka menyongsong ASEAN Community 2015.
“Dibukanya ASEAN Community 2015, berarti kita harus siap menghadapi persaingan dengan masyarakat di kawasan ASEAN,” tuturnya.
Dalam dua tahun ke depan, Indonesia harus punya daya saing dengan negara-negara ASEAN lainnya. Sebab, melalui ASEAN Community semua negara di kawasan ASEAN akan menjalin kerja sama secara langsung di bidang ekonomi, sosial, budaya, maupun politik.
“Bagaimana kita bisa berkontribusi kalau kita tidak punya daya saing. Pusat Studi ASEAN merupakan salah satu institusi penting untuk mempersiapkan daya saing tersebut,” ujar I Gusti.
Nantinya, Pusat Studi ASEAN di Unpad akan menjadi wadah untuk mempelajari mengenai kawasan Asia Tenggara. Institusi ini juga berperan aktif dalam mempromosikan segala potensi yang ada khususnya di Jawa Barat melalui jejaring kerja sama dengan negara-negara kawasan ASEAN lainnya.
“Kita harapkan pusat studi ini punya banyak link kerja sama agar Indonesia pun punya kekuatan dalam menghadapi ASEAN Community 2015 nanti,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia pun menjelaskan, dibukanya Pusat Studi ASEAN di Indonesia didasarkan pada belum banyaknya kajian mengenai kawasan ASEAN di Indonesia. Padahal, banyak prediksi mengungkapkan bahwa kawasan Asia Tenggara akan menjadi salah satu pilar kekuatan ekonomi dunia di masa yang akan datang.
Sejauh ini, Pusat Studi ASEAN baru didirikan di 7 perguruan tinggi di Indonesia, yaitu Universitas Gajah Mada, Universitas Brawijaya, Universitas Indonesia, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Hassanuddin, dan Universitas Andalas. Pusat Studi ASEAN di Unpad sendiri merupakan pusat studi ke-8 yang didirikan oleh Kemlu RI.
“Kita harapkan setiap Pusat Studi ASEAN punya spesifikasinya masing-masing. Mahasiswa pun harus ikut aktif berkontribusi di pusat studi ini sebagai young generation Indonesia yang punya daya saing,” harap I Gusti.
Fokuskan pada Aspek Ekonomi
Seperti dikatakan I Gusti, setiap Pusat Studi ASEAN memiliki fokus pengembangan keilmuan. Contohnya, di Pusat Studi ASEAN Universitas Sam Ratulangi difokuskan pada aspek maritim di kawasan Asia Tenggara.
Di Unpad sendiri ada rencana pemfokusan pada sektor ekonomi. Menurut Prof. Asep, dibukanya Pusat Studi ASEAN di Jabar akan berdampak pula pada perkembangan sektor ekonomi. Sebab, sektor ekonomi di Jabar merupakan potensi yang baik sebagai kekuatan Indonesia.
“Selama ini saja, dengan dibukanya rute penerbangan Bandung-Kuala Lumpur setiap harinya sekitar 1.500 orang menggunakan transportasi tersebut. Ini membuktikan bahwa mobilitas dengan negara ASEAN di Jabar cukup tinggi,” katanya.
Prof. Asep pun berharap, Pusat Studi ASEAN di Unpad ini dapat menjadi peluang investasi dan peningkatan sektor ekonomi masyarakat Jawa Barat dalam ASEAN Community 2015 mendatang. “Saya optimis, Pusat Studi ini dapat menjadi barometer untuk pengembangan Jawa Barat ke depan,” pungkasnya.
Selain penandatangan MoU, dalam kesempatan tersebut juga digelar Seminar “Kesiapan Indonesia dan Provinsi Jabar dalam Menghadapi ASEAN Community 2015: Peluang dan Tantangan” dengan pembicara Duta Besar I Gusti Agung Wesaka Puja, Prof. drs. Yanyan M. Yani, MAIR, PhD (akademisi Unpad), Iwan Gunawan (Wakil Ketua Kadin Jabar), dan Drs. H. Ibnu Sina, MM (Kepala Bidang Perdagangan LN Disperindag Jabar).*

KOMUNITAS POLITIK

Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN


ASEAN Political and Security Community
ASEAN Political and Security Community

ASEAN Political and Security Community - Tujuan dibentuknya "Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN" ini bertujuan untuk mendorong dan mempercepat terbentuknya kerjasama dalam bidang politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara dan menciptakan kedamaian dan stabilitas keamanan di kawasan negara ASEAN.

Jadi dengan terbentuknya Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN ini diharapkan bisa mengatasi segala permasalahan yang menyangkut masalah politik dan keamanan di negara ASEAN. Kita bisa ambil contoh kasus perselisihan tapal batas antara Indonesia dengan Malaysia misalnya blok ambalat yang diperselisihkan dulu. Dengan adanya Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN ini maka diharapkan akan bisa menjawab permasalahan yang ada.

Keamanan laut misalnya, selat Malaka merupakan jalur perdagangan laut internasional yang sangat rawan sekali adanya kejahatan seperti pembajakan. Nah dengan dibentuknya Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN ini pastinya akan bisa menjawab tantangan tersebut.

Tidak hanya itu saja, ancaman teroris juga menjadi isu yang sangat serius di kawasan ASEAN jadi diharapkan dengan adanya Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN ini akan meminimalisir segala ancaman teroris dan sebagainya.



ASEAN Economic Community
ASEAN Economic Community

ASEAN Economic Community - Tujuan dibentuknya "Komunitas Ekonomi ASEAN" tidak lain untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN. Membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Kita tahu sekarang ini di Amerika dan Eropa masih mengalami krisis ekonomi. Dan dengan terbentuknya Komunitas Ekonomi ASEAN diharapkan akan bisa mengatasi masalah-masalah dalam bidang perekonomian antar negara ASEAN. Jangan sampai kasus krisis ekonomi seperti di Indonesia pada tahun 1997 dulu terulang kembali.

Terciptanya kawasan pasar bebas ASEAN. Nah ini merupakan tantangan tersendiri bagi pelaku usaha di negara ASEAN. Persaingan produk dan jasa antar negara ASEAN akan di uji di sini. Bagi anda pelaku usaha dan jasa mulai sekarang tingkatkan kualitas produk anda. Buatlah produk anda agar dicintai konsumen anda. Dengan membuat produk yang berkualitas serta harga terjangkau pasti anda akan bisa bersaing dengan produk dari negara ASEAN lainnya.

Jika produk dan jasa anda memuaskan, maka tak heran produk anda akan terjual ke pasar yang lebih luas yaitu ke negara-negara ASEAN. Saya juga dengar dengan terbentuknya Komunitas Ekonomi ASEAN ini maka warga negara yang bekerja di negara lain (ASEAN) maka tidak menggunakan paspor maupun visa kerja. Warga negara Vietnam misalnya, juga bisa melamar kerja di Indomaret dengan syarat yang sama seperti warga negara Indonesia.


ASEAN Socio and Cultural
ASEAN Socio and Cultural
ASEAN Socio and Cultural - Tujuan dibentuknya "Komunitas Sosial dan Budaya ASEAN" untuk memajukan dan mensejahterakan antar negara ASEAN dalam bidang sosial, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesehatan, dan masalah seputar sosial budaya.

Selain itu Komunitas Sosial dan Budaya ASEAN ini juga akan menciptakan masyarakat yang beradab, saling menjaga toleransi antar negara ASEAN, saling menghormati, menciptakan rasa persodaraan yang lebih kuat serta menjunjung tinggi rasa kemanusiaan atar negara ASEAN.

Jadi siapapun kita entah orang Indonesia, entah orang Malaysia, Vietnam, Philipina, dan lainnya "Kita Adalah Sodara!, kita adalah warga ASEAN"

Jadi dengan terbentuknya Komunitas Sosial dan Budaya ASEAN diharapkan akan menjawab permasalahan yang ada. Misalnya kasus klaim kebudayaan suatu bangsa antar negara ASEAN, hal tersebut akan diselesaikan dengan Komunitas Sosial dan Budaya ASEAN.

Selain itu nantinya semua warga ASEAN akan memiliki tambahan satu kartu identitas yaitu ID ASEAN semacam KTP ASEAN gitu lah, keren kan!

Ingat dengan terbentuknya Komunitas Sosial dan Budaya ASEAN ini akan mengingatkan kita tentang "Jaman Majapahit" kenapa begitu? ingat jaman dahulu "Kerajaan Majapahit" yang cukup terkenal itu wilayahnya adalah Asia Tenggara (ASEAN) jadi secara sadar atau tidak sadar sesama warga negara ASEAN itu sebenarnya bersodara sejak dahulu.

Jadi dengan terbentuknya Komunitas Sosial dan Budaya ASEAN nantinya diharapkan sesama warga ASEAN bisa saling menjaga tali persodaraan dan menjunjung tinggi rasa sosial kemanusiaan atar warga ASEAN. Jadi sesama warga ASEAN itu tidak boleh saling hina menghina seperti selama ini antara Indonesia dan Malaysia yang terkadang timbul benturan-benturan.

Jadi mulai sekarang STOP..! saling hina antar warga ASEAN. Kita adalah sodara, satu identitas yaitu warga ASEAN!


***
Itulah sedikit penjelasan singkat tentang gambaran apa itu pengertian dari ASEAN Community 2015 atau Komunitas ASEAN 2015. Dengan demikian kita khususnya warga negara Indonesia siap tidak siap kita harus siap menyambut yang namanya "Integrasi ASEAN" di tahun 2015 nanti. Sekarang tahun 2013 bukan saatnya untuk bersantai. Tahun 2015 cuma tinggal menghitung hari jadi siapkan segalanya.

Jangan lupa kasih tahu kepada keluarga anda, tetangga anda, warga kampung anda, dan semuanya tentang apa itu "Komunitas ASEAN" tersebut. Sehingga dengan demikian kita semua akan siap menghadapi ASEAN Community 2015 nanti.

Sumber : http://asean.gunklaten.com

Persiapan masyarakat indonesia menuju AEC 2015

KESIAPAN MASYARAKAT INDONESIA MENUJU MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

KESIAPAN MASYARAKAT INDONESIA MENUJU MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

Indonesia adalah salahsatu Negara terbesar populasinya yang ada di kawasan ASEAN. Masyarakat Indonesia adalah Negara Heterogen dengn berbagai jenis suku, bahasa dan adat istiadat yang terhampar dari Sabang sampai Merauke. Indonesia mempunyai kekuatan ekonomi yang cukup bagus, pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia (4,5%) setelah RRT dan India. Ini akan menjadi modal yang penting untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia menuju AEC tahun 2015.
Sebagai salah satu dari tiga pilar utama ASEAN Community 2015, ASEAN EconomicCommunity yang dibentuk dengan misi menjadikan perekonomian di ASEAN menjadi lebih baik serta mampu bersaing dengan Negara-negara yang perekonomiannya lebih maju dibandingkan dengan kondisi Negara ASEAN saat ini. Selain itu juga dengan terwujudnya ASEAN Community yang dimana di dalamnya terdapat AEC, dapat menjadikan posisi ASEAN menjadi lebih strategis di kancah Internasional, kita mengharapkan dengan  dengan terwujudnya komunitas masyarakat ekonomi ASEAN ini dapat membuka mata semua pihak, sehingga terjadi suatu dialog antar sektor yang dimana nantinya juga saling melengkapi diantara para stakeholder sektor ekonomi di Negara-negara ASEAN ini sangat penting.  Misalnya untuk infrastruktur, jika kita berbicara tentang infrastruktur mungkin Indonesia masih sangat dinilai kurang, baik itu berupa jalan raya, bandara, pelabuhan, dan lain sebagainya. Dalam hal ini kita dapat memperoleh manfaat dari saling tukar pengalaman dengan anggota ASEAN lainnya.
Jika dilihat dari sisi demografi Sumber Daya Manusia-nya, Indonesia dalam menghadapi ASEAN Economic Community ini sebenarnya merupakan salah satu Negara yang produktif. Jika dilihat dari faktor usia, sebagian besar penduduk Indonesia atau sekitar 70% nya merupakan usia produktif. Jika kita lihat pada sisi ketenaga kerjaan kita memiliki 110 juta tenaga kerja (data BPS, tahun 2007), namun apakah sekarang ini kita utilize dengan tenaga kerja kita yang berjumlah sekitar 110 juta itu.
Untuk itu kita harus mampu meningkatkan kepercayaan diri bahwa sebetulnya apabila kita memiliki kekuatan untuk bisa bangkit dan terus menjaga kesinambungan stabilitas ekonomi kita yang sejak awal pemerintahan Presiden Susilo Bamabang Yudhoyono ini terus meningkat, angka kemiskinan dapat ditekan seminim mungkin, dan progres dalam bidang ekonomi lainnya pun mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Dengan hal tersebut banyak sekali yang bisa kita wujudkan terutama dengan merealisasikan ASEAN Economy Community 2015 nanti. Stabilitas ekonomi Indonesia yang kondusif ini merupakan sebuah opportunity dimana Indonesia akan menjadi sebuah kekuatan tersendiri, apalagi dengan sumber daya alam yang begitu besar, maka akan sangat tidak masuk akal apabila kita tidak bisa berbuat sesuatu dengan hal tersebut.
Melihat kondisi ekonomi Indonesia yang stabil dan mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun belakangan ini, saya menyimpulkan bahwa mengenai kesiapan Indonesia dalam menyongsong ASEAN Economic Community, bisa dikatakan siap, dapat dilihat dari keseriusan pemerintah dalam menangani berbagai masalah pada bidang ekonomi baik itu masalah dalam negeri ataupun luar negeri.
Selain itu, posisi Indonesia sebagai Chair dalam ASEAN pada tahun 2012 ini berdampak sangat baik untuk menyongsong terealisasinya ASEAN Economic Community. Dari dalam negeri sendiri Indonesia telah berusaha untuk mengurangi kesenjangan ekonomi Kesenjangan antara pemerintah pusat dengan daerah lalu mengurangi kesenjangan antara pengusaha besar dengan UKM dan peningkatan dalam beberapa sektor yang mungkin masih harus didorong untuk meningkatkan daya saing.
Berkaca pada salah satu statement ASEAN Community bahwa “Masyarakat ASEAN 2015 adalah Warga ASEAN yang cukup sandang pangan, cukup lapangan pekerjaan, pengangguran kecil tingkat kemiskinan berkurang melalui upaya penanggulangan kemiskinan yang kongkrit.” Pemerintah Indonesia sampai dengan pada saat ini terus berusaha untuk mewujudkan masyarakat Indonesia itu sendiri makmur dan berkecukupan sebelum memasuki AEC kelak.
ASEAN pada awalnya hanyalah sebuah organisasi regional yang bentuk kerjasamanya loose atau tidak longgar, namun dengan adanya ASEAN Charter maka Negara-negara ASEAN ini membentuk suatu masyarakat ASEAN yang mempunyai tiga pilar utama yaitu, ASEAN Economic Community, ASEAN Security Community, ASEAN Socio-Cultural Community dengan tujuan terciptanya stabilitas, perdamaian dan kemakmuran bersama di kawasan. Pada awalnya ASEAN Community ini akan diwujudkan pada tahun 2020, namun di percepat menjadi tahun 2015 yang mana waktu realisasinya tinggal 3 tahun lagi.
ASEAN Economic Community (AEC) sebenarnya merupakan bentuk integrasi ekonomi yang sangat potensial di kawasan maupun dunia. Barang, jasa, modal dan investasi akan bergerak bebas di kawasan ini. Integrasi ekonomi regional memang suatu kecenderungan dan keharusan di era global saat ini. Hal ini menyiratkan aspek persaingan yang menyodorkan peluang sekaligus tantangan bagi semua negara. Skema AEC 2015 tentang ketenagakerjaan, misalnya, memberlakukan liberalisasi tenaga kerja profesional papan atas, seperti dokter, insinyur, akuntan dsb. Celakanya tenaga kerja kasar yang merupakan “kekuatan” Indonesia tidak termasuk dalam program liberalisasi ini. Justru tenaga kerja informal yang selama ini merupakan sumber devisa non-migas yang cukup potensional bagi Indonesia, cenderung dibatasi pergerakannya di era AEC 2015.
Ada tiga indikator untuk meraba posisi Indonesia dalam AEC 2015. Pertama, pangsa ekspor Indonesia ke negara-negara utama ASEAN (Malaysia, Singapura, Thailand, Pilipina) cukup besar yaitu 13.9% (2005) dari total ekspor. Dua indikator lainnya bisa menjadi penghambat yaitu menurut penilaian beberapa institusi keuangan internasional - daya saing ekonomi Indonesia jauh lebih rendah ketimbang Singapura, Malaysia dan Thailand. Percepatan investasi di Indonesia tertinggal bila dibanding dengan negara ASEAN lainnya. Namun kekayaan sumber alam Indonesia yang tidak ada duanya di kawasan, merupakan local-advantage yang tetap menjadi daya tarik kuat, di samping jumlah penduduknya terbesar yang dapat menyediakan tenaga kerja murah.
Sisa krisis ekonomi 1998 yang belum juga hilang dari bumi pertiwi, masih berdampak rendahnya pertumbuhan investasi baru (khususnya arus Foreign Direct Investment) atau semakin merosotnya kepercayaan dunia usaha, yang pada gilirannya menghambat pertumbuhan ekonomi nasional. Hal tersebut karena buruknya infrastruktur ekonomi, instabilitas makro-ekonomi, ketidakpastian hukum dan kebijakan, ekonomi biaya tinggi dan lain-lain. Pemerintah tidak bisa menunda lagi untuk segera berbenah diri, jika tidak ingin menjadi sekedar pelengkap di AEC 2015. Keberhasilan tersebut harus didukung oleh komponen-komponen lain di dalam negeri. Masyarakat bisnis Indonesia diharapkan mengikuti gerak dan irama kegiatan diplomasi dan memanfaatkan peluang yang sudah terbentuk ini. Diplomasi Indonesia tidak mungkin harus menunggu kesiapan di dalam negeri. Peluang yang sudah terbuka ini, kalau tidak segera dimanfaatkan, kita akan tertinggal, karena proses ini juga diikuti gerak negara lain dan hal itu terus bergulir. Kita harus segera berbenah diri untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang kompetitif dan berkulitas global. Menuju tahun 2015 tidaklah lama, Sudah siapkah kita akan Tantangan dan peluang bagi kalangan profesional muda kita/mahasiswa untuk tidak terbengong-bengong menyaksikan lalu-lalang tenaga asing di wilayah kita?.
Tantangan Indonesia kedepan adalah mewujudkan perubahan yang berarti bagi kehidupan keseharian masyarakatnya. Semoga seluruh masyarakat Indonesia kita ini bisa membantu untuk mewujudkan kehidupan ekonomi dan sosial yang layak agar kita bisa segera mewujudkan masyarakat ekonomi ASEAN tahun 2015.



Sumber/refferensihttp://www.bi.go.id/biweb/resources/gerai_info/index.html#/Gerai%20Info%2028/0
http://www.jurnas.com/halaman/10/2011-11-19/189568
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/162082739.pdf

Apa Itu ASEAN Community 2015..? Belum Tahu Wajib Baca..!

ASEAN Community 2015
ASEAN Community 2015
Komunitas ASEAN 2015 - Apa itu "ASEAN Community 2015"? atau dalam bahasa Indonesia disebut "Komunitas ASEAN 2015". Mungkin istilah ASEAN Community 2015 atau Komunitas ASEAN 2015 masih asing bagi kita. Atau anda malah baru dengar sekarang? jujur saja penulis juga baru dan masih asing dengan istilah ini. Pertama kali dengar istilah ini saat saya mengikuti acara ASEAN Blogger Festival Indonesia di Solo, Jawa Tengah tanggal 9 s/d 12 Mei 2013 kemarin. Saya sendiri juga Ngeh! kok baru sekarang saya baru mendengar tentang istilah tersebut. Lalu apa pentingnya Komunitas ASEAN 2013 ini bagi kita semua? Maka dari itu luangkan waktu sejenak untuk menyelesaikan membaca tulisan ini sampai selesai. Paling tidak anda mengerti tentang apa itu Komunitas ASEAN 2015.
Anda bisa cari di google dengan kata kunci "ASEAN Community 2015" atau "Komunitas ASEAN 2015" pasti banyak mendapatkan informasi tersebut. Banyak yang membahas tentang hal tersebut. Namun bagi orang awam seperti saya ini yang tidak berpendidikan sekolah tinggi pasti akan bingung dengan istilah-istilah dan bahasa tulisan yang sukar dimengerti "padahal bahasa indonesia juga".
Sebenarnya ASEAN Community baru akan terbentuk nanti tahun 2020 tapi dari hasil KTT ke-12 ASEAN, disepakati pembentukan Komunitas ASEAN dari tahun 2020 dipercepat menjadi tahun 2015.
Dan disini saya akan menjelaskan apa itu ASEAN Community 2015, pengertian Komunitas ASEAN 2015 dengan bahasa ringan dan santai yang mudah-mudahan gampang di pahami menurut pemahaman saya.

Simak Video Tentang ASEAN Community 2015

Apa itu Komunitas ASEAN 2015? mungkin dulu waktu SD kita pernah mendapatkan pelajaran tentang ASEAN atau istilahnya perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara. Lalu apa hubungannya dengan Komunitas Asean 2015?
Jadi begini,.... Nanti pada tahun 2015 akan dibentuk yang namanya "ASEAN Community" loh bukannya ASEAN telah dibentuk dan berdiri sejak tahun 1967?
Benar sekali namun saat ini kerjasama antar negara ASEAN masih terbatas sekali. Nah dengan terbentuknya ASEAN Community 2015 ini maka hubungan kerjasama antar negara anggota ASEAN akan lebih luas.
Kalau di Eropa istilah ASEAN Community 2015 ini seperti UNI Eropa lah,... tahu kan UNI Eropa? nah ya seperti itu, namun ini di kawasan Asia Tenggara. Jadi nanti pada tahun 2015 itu istilahnya organisasi ASEAN akan ber "integrasi" menjadi sebuah organisasi kawasan yang lebih solid dan maju, membangun kebersamaan untuk satu tujuan (satu visi, satu identitas, satu komunitas), mendorong terciptanya kekompakan, kesamaan visi satu tujuan, kesejahteraan bersama, dan saling peduli diantara Negara-Negara di Kawasan Asia Tenggara.

Nah sedangkan dasar terbentuknya Komunitas ASEAN 2015 sendiri ditopang oleh tiga pilar utama yaitu:

1. Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN
2. Komunitas Ekonomi ASEAN
3. Komunitas Sosial dan Budaya ASEAN
sumber : http://asean.gunklaten.com

Imagining ASEAN Community 2015



Imagining ASEAN Community 2015 

Republika/Daan
Azyumardi Azra
Azyumardi Azra
A+ | Reset | A-
REPUBLIKA.CO.ID, oleh: Azyumardi Azra 
'Membayangkan Komunitas ASEAN 2015'; apa yang ada dalam imajinasi dan persepsi masyarakat Indonesia? Mungkin tidak banyak yang bisa dibayangkan. Konsep, praksis, dan konsekuensinya bagi warga Indonesia jelas tidak banyak diketahui, apalagi sudah siap menyambut era Komunitas ASEAN tersebut. Padahal, pelaksanaannya tidak lama lagi, hanya sekitar dua tahun.

Komunitas ASEAN 2015. Banyak yang tidak tahu atau lupa, bahwa konsep dan kesepakatan tentang 'komunitas tunggal' ASEAN muncul dalam KTT ASEAN di Bali 2003 yang menghasilkan 'Bali Concord II'. 'Kesepakatan Bali II'  dipandang sebagai langkah strategis menuju keseimbangan baru di antara negara-negara ASEAN, yang mencakup beberapa prinsip pokok; pemeliharaan stabilitas regional yang memungkinkan percepatan pertumbuhan ekonomi; penguatan, dan konsolidasi demokrasi, peningkatan penghormatan pada hak asasi manusia, dan penguatan tata kelola pemerintah yang baik dan penegakan supremasi hukum.

Dengan prinsip-prinsip pokok itu, bagaimana kita membayangkan Komunitas ASEAN 2015? Dalam imajinasi banyak petinggi ASEAN, ketika konsep itu dirumuskan, lewat Komunitas ASEAN 2015 kehidupan ekonomi, bisnis,  sosial, dan budaya di kawasan ini menjadi 'menyatu'. Dengan begitu, batas-batas yang ada di antara negara-negara ASEAN menjadi 'kabur'. Hasilnya, warga dari negara-negara yang kompetitif dalam hal kapital, sumber daya manusia, dan teknologi bakal menguasai ekonomi dan pasar ASEAN. Sebaliknya, warga dari negara-negara terbelakang akan menjadi konsumen dan receiving ends belaka.

Dalam keadaan seperti itu, bisakah dibayangkan posisi masyarakat Indonesia ketika berhadapan dengan kekuatan ekonomi dan sumber daya manusia negara-negara lain semacam Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina, atau bahkan Vietnam? Siapkah ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia bersaing dengan kekuatan negara tersebut? Pertanyaan ini agaknya bisa dijawab pemegang kebijakan negeri ini dan masing-masing warga Indonesia.

Membayangkan Komunitas ASEAN 2015. Subjek ini mungkin tidak pernah terpikirkan kalangan pemerintah dan warga Indonesia. Tetapi, ia menjadi tema pokok seminar yang diselenggarakan The Sydney Southeast Asia Centre, Sydney University, Australia, pada 11 Oktober 2013. Turut berbicara pada seminar itu dalam sesi tentang aspek sosial-budaya [dan juga agama] Komunitas ASEAN 2015 saya menangkap banyak skeptisisme dari sejumlah 16 pembicara. Semua skeptisisme itu cukup beralasan.

Pertama, secara ekonomi kawasan ASEAN mengandung ketimpangan dan disparitas satu sama lain. Ada negara-negara dengan ekonomi sudah sangat atau relatif baik seperti Singapura dan Malaysia, atau cukup baik seperti Indonesia, Thailand, dan Filipina. Tetapi di tengah 'membaiknya' kondisi perekonomian masih sangat banyak warga ASEAN yang miskin di Indonesia, Filipina, Thailand, Myanmar, Kampuchea, atau Laos. Warga miskin ini kemudian meninggalkan negaranya menuju Singapura atau Malaysia di mana mereka rata-rata mendapatkan gaji rendah dan bahkan mengalami pelecehan.

Kedua, pertumbuhan demokrasi di kawasan ASEAN juga terlihat senjang. Terdapat negara-negara yang menerapkan 'demokrasi liberal' seperti Indonesia dan Filipina. Pada pihak lain, meski juga menerapkan demokrasi, ada negara-negara yang pada dasarnya menerapkan totalitarianisme --jika tidak otoritarianisme-- semacam Singapura, Thailand, atau bahkan Malaysia. Lalu ada pula negara yang masih bergulat dalam proses transisi paling awal menuju demokrasi seperti Myanmar. Di tengah keragaman politik itu, masih terjadi pelanggaran HAM.

Ketiga, kesenjangan juga terkait dengan posisi dan hubungan antara agama dan negara. Ada negara yang memiliki agama resmi seperti Malaysia dan Brunei Darussalam sehingga umatnya mendapat perlakuan khusus dari negara dengan mengorbankan pemeluk agama minoritas. Tetapi, juga negara yang tidak memiliki agama resmi, meski mayoritas penduduk masing-masing negara berasal dari umat beragama tertentu seperti Indonesia, Filipina, atau Thailand. Karena itu, di negara seperti Indonesia, umat beragama pada dasarnya independen vis-a-vis negara.

Kesenjangan dalam hal agama ini dapat menjadi masalah serius ketika para warga Komunitas ASEAN 2015 dihadapkan pada problem semacam kebebasan beragama, hubungan mayoritas-minoritas umat beragama; literalisme dan radikalisme keagamaan; penyebaran agama dan seterusnya. Bukan tidak mungkin pula, Komunitas ASEAN mempercepat pertumbuhan paham dan gerakan agama trans-nasional yang belum tentu cocok dengan tradisi keagamaan masing-masing negara ASEAN.

Di tengah kesenjangan dan disparitas ini, tiap negara ASEAN tidak bisa membantu dalam isu-isu yang dianggap sensitif menyangkut politik dan HAM, misalnya. Hambatan itu berasal dari prinsip dasar ASEAN tentang 'non-interference', tidak campur tangan dalam urusan negara anggota lain. Prinsip ini tumpang tindih dengan prinsip kedaulatan masing-masing negara yang hampir tidak memungkinkan bagi negara anggota lain untuk 'membantu' negara anggota lain dalam penyelesaian masalah dalam negeri yang mereka hadapi. Bagaimanapun Komunitas ASEAN 2015 tetap harus diantisipasi, khususnya di Indonesia yang merupakan 'pasar' terbesar secara ekonomi, sosial-budaya, dan agama.